Adjustment

 Hi.........

Perkenalkan nama saya Muhamad Ulul Albab, Mahasiswa Semester 3 Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Saya di sini akan mengulas sedikit tentang Adjustment. 

Selamat membaca...........

Uraian saya tentang adjustment

Menurut saya Setiap manusia yang berhadapan dengan situasi tertentu atau baru biasanya mereka akan melakukan adaptasi atau penyesuaian diri. Tujuannya agar mereka dapat lebih leluasa dalam bertindak dan nyaman dalam melakukan suatu hal sehingga tidak terganggu oleh lingkungannya. Dalam pembahasan ini kita akan membahas apa itu penyesuaian diri, teori-teori dalam penyesuaian diri, dan cara penyesuaian diri yang baik maupun yang buruk.

Adjustment di Artikan ke bahasa Indonesianya berarti pengaturan, penyetelan, penyesuaian diri, pencocokan, alat penyetel, kebetahan, dan juga penyesuaian. Berbeda dengan adaptation yang mengubah secara penuh atau besar, Adjustment hanya menyesuaikan secara ringan atau kecil agar sesuai dengan yang kita inginkan atau biasa.


    Dalam psikologi, penyesuaian mengacu pada proses perilaku menyeimbangkan kebutuhan yang bertentangan, atau kebutuhan yang ditantang oleh hambatan di lingkungan. Manusia dan hewan secara teratur menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Misalnya, ketika mereka dirangsang oleh keadaan fisiologis mereka untuk mencari makanan, mereka makan (jika mungkin) untuk mengurangi rasa lapar mereka dan dengan demikian menyesuaikan diri dengan stimulus rasa lapar. Gangguan penyesuaian terjadi ketika ada ketidakmampuan untuk melakukan penyesuaian normal terhadap beberapa kebutuhan atau stres di lingkungan.

    Penyesuaian yang berhasil sangat penting untuk memiliki kualitas hidup yang tinggi. Mereka yang tidak dapat menyesuaikan diri lebih cenderung mengalami kecemasan klinis atau depresi,serta mengalami perasaan putus asa, Anhedonia, kesulitan berkonsentrasi, masalah tidur dan perilaku sembrono.

Adjustment dalam Psikologi tidaklah terlalu beda dari umumnya, tetapi lebih terarah kepada bagaimana manusia mencoba menyesuaikan kehidupan mereka terhadap konflik-konflik kebutuhan atau kebutuhan yang diakibatkan oleh lingkungan. Kebutuhan tersebut bisa dalam bentuk apapun baik mental, fisik maupun sosial. Para psikolog memandang Adjustment dalam 2 sisi, yaitu sebagai sebuah pencapaian dan di sisi lain adalah sebagai proses. Munculnya Adjustment sendiri dibutuhkannya beberapa hal, seperti adanya kebutuhan, sebuah penghalang atau kekurangan untuk kebutuhan tersebut, berbagai macam bentuk gerakan atau penyelidikan yang diikuti dengan sebuah pemikiran jelas, lalu sebuah reaksi yang mengurangi atau mengosongkan dorongan dan menyelesaikan Adjustment tersebut.

faktor-faktor yang mempengaruhi personal adjustment, yaitu:

1. Kondisi fisik

2. Perkembangan dan kematangan

3. Keadaan psikologis

4. Keadaan lingkungan

5. Tingkat religiusitas dan kebudayaan

Proses adjustment terbentuk melalui dinamika yang memerlukan koping untuk mencapai keadaan yang diinginkan dan membebaskan individu dari keadaan stres. Keadaaan tersebut menimbulkan ketegangan emosional dan rasa putus asa. Agar manusia dapat menyeimbangkan antara apa yg diharapkan dengan yg kondisi sebenernya, maka ia dapat menggunakan koping. Payne mengutip pendapat Lazarus dan Folkman mendefinisikan strategi koping sebagai suatu proses dalam rangka mengubah ranah kognisi untuk mengatur dan mengendalikan tuntutan dan tekanan luar maupun dalam yang melampaui ketahanan dan kemampuan individu yang bersangkutan (Payne, 2001).

Jenis adjustment

Tidak semua individu dapat menyesuaikan diri terhadap suatu keadan yang trejadi. Hal tersebut bisa disebabkan oleh berbagai hambatan seperti internal ataupun eksternal. Jika individu dapat menyesuaikan diri maka ia akan merasa puas dan bahagia. Akan tetapi, jika individu tidak dapat menyesuaikan diri maka ia akan merasa kecewa dan tidak puas. Mereka yang berhasil menyesuaikan diri disebut Adjusted Person, dan yang gagal menyesuaikan diri disebut Mal-adjusted person. Berikut jenis dari adujustment, diantaranya:

1.     Well adjustment (penyesuaian diri normal)

Seseorang dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang normal, yang baik, apabila dia mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya secara wajar, tidak merugikan diri sendiri dan lingkungannya, serta sesuai dengan norma agama.

2.     Maladjustment (penyesuaian diri yang salah)

Kegagalan dalam penyesuaian yang normal dapat mengakibatkan individu menunjukkan suatu mekanisme penyesuaian yang salah. Ditandai dengan bentuk perilaku yang salah, tidak terarah, tidak bertujuan, sikap tidak realistis, dan agresif. Terdapat 3 bentuk reaksi dari penyesuain diri yang salah, yaitu:

a. Reaksi bertahan

Seorang individu yang berusaha mempertahankan dirinya seolah-olah tidak menghadapi kegagalan.

b. Reaksi menyerah

Seorang individu yang menunjukkan tingkah laku menyerang untuk menutupi kegagalannya.

c. Reaksi melarikan diri

Seorang individu yang berusaha melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalan.

3.     Pathological adjustment

Ada beberapa kriteria penyesuaian diri yang dikatakan sebagai penyesuaiaan yang abnormal / pathologis baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dapat digunakan untuk menentukan atau mengukur abnormalitas. Beberapa kriteria tersebut antara lain: Penyimpangan dari norma statistik, penyimpangam dari norma-norma social, gejala “salah-suai” (maladjustment), tekanan batin, dan ketidakmatangan (Colmen, dalam Winkel 1991).  



 Disebutkan menurut Weiten dan Lloyd adan 3 aspek dari personal adjustment; yaitu

  • Stress dan coping stress

Stress sebagai sebuah suatu hal yang dipersepsikan mengancam well being seseorang dan mengharuskan seseorang tersebut menggunakan kemampuan mereka dalam mengatasi stress tersebut. Ketika individu menghadapi sebuah stimulus yang dianggap menimbulkan stress, maka individu tersebut akan berusaha melakukan penilaian terhadap stimulus tersebut. Ketika individu telah selesai melakukan penilaian terhadap situasi yang dianggap menimbulkan stress, maka orang tersebut akan melakukan proses coping. Coping stress sebagai sebuah upaya untuk memanajemen ketidakseimbangan antara demand lingkungan dengan resource yang dimiliki.

  • Interpersonal realm

Dimana seseorang dalam proses penyesuaian dirinya berusaha untuk membangun hubungan sosial dengan lingkungan sekitar. Interpesonal realm mengacu pada hubungan yang dimiliki individu dengan individu yang lain.

  • Developmental transition.

Perubahan yang terjadi selama seorang individu melakukan proses penyesuaian diri dengan lingkungan. Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat pada beberapa hal, diantaranya adalah perubahan dalam peran gender dan perilaku, transisi dalam dunia pekerjaan dan perubahan dalam kehidupan seksual.

Proses adjustment terbentuk melalui dinamika yang memerlukan koping untuk mencapai keadaan yang diinginkan dan membebaskan individu dari keadaan stres. Keadaaan tersebut menimbulkan ketegangan emosional dan rasa putus asa. Agar manusia dapat menyeimbangkan antara apa yg diharapkan dengan yg kondisi sebenernya, maka ia dapat menggunakan koping. Payne mengutip pendapat Lazarus dan Folkman mendefinisikan strategi koping sebagai suatu proses dalam rangka mengubah ranah kognisi untuk mengatur dan mengendalikan tuntutan dan tekanan luar maupun dalam yang melampaui ketahanan dan kemampuan individu yang bersangkutan (Payne, 2001).

 

Referensi:

Schneider, A.A. 2008. Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holtt

Weiten, W. dan Lloyd, M.A. 2006. Psychology Applied Modern Life: Adjustment In The 21 st Century. California: Thomson Higher Educ

Supratiknya, A. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisiu

Wikipedia contributors. MalAdjustment [Internet]. Wikipedia, The Free Encyclopedia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demensia

Pembelajaran Jarak Jauh ( Dalam Jaringan/ Online ) Bagi Anak Autis.

Anoreksia Nervosa "FIlm TO THE BONE"