Teori Abnormalitas Menurut beberapa prspektif Psikologi

 Nah, Setelah kita membahas Normal & Abnormal. disini saya akan mencoba sedikit mengulas dan menjelaskan tentang teori Abnormalitas dalam prespektif aliran Psikoanalisa, Behaviorisrtk, Kognitf Dan Humanistik.

1.  Teori Psikoanalisa



Teori posikoanalisis adalah teori yang dikemukakan oleh Sigmun Freud. Hipotesis struktruralnya merupakan keyakinan jika terdapat kekuatan yang saling bertentangan di dalam kepribadian yang kemudian terbagi menjadi 3 yaitu id, ego, dan superego. Kesehatan mental merupakan fungsi dari keseimbangan yang dinamis yang terjadi antara id, ego, dan superego. Dalam perilaku abnormal muncul dikarenakan interaksi yang terhjadi antara id, ego, dan superego yang berjalan tidak seimbang. Misalnya saja, insting skesual yang berubah ke bentuk perilaku pemerkosaan dikarenakan tidak adanya superego yang berfungsi untuk memberikan kontrol. Jika salah satu dari fungsi tersebut tidak berjalan sesuai normalnya, maka seseorang bisa mengalami kecenderungan untuk berperilaku abnormal.

Perilaku maladaptif disebabkan karena adanya konflik antara id, ego dan superego dalam alam bawah sadar individu. Perilaku manusia merupakan produk dari interaksi atau dinamika pikiran dan perasaan sadar dengan tidak sadar dalam diri individu. 


    Ketidakberhasilan ketika menyelesaikan tahapan-tahapan perkembangan yang ada menjadi penyebab munculnya perilaku abnormal dalam diri seseorang. Individu yang mengalami fiksasi membuatnya terjebak di dalam fase perkembangan yang terjadi saat berusia anak-anak. Misalnya saja anak mengalami fiksasi ketika fase anal, akan mengembangkan karakternya yang ceroboh, tidak terkontrol, impulsif, serta menyebabkan perilaku abnormal muncul. 
    Ini didasarkan pada prinsip bahwa penyakit psikologis muncul dari emosi dan pikiran yang tertekan dari pengalaman di masa lalu (biasanya masa kanak-kanak), dan sebagai akibat dari penindasan, perilaku alternatif menggantikan apa yang sedang ditekan. Pasien diyakini akan sembuh ketika mereka dapat mengakui apa yang saat ini sedang Menekan perasaannya. Obat utama untuk penyakit dengan model ini adalah berpendapat/ berbicara bebas di mana pasien bebas untuk berbicara sementara psikiater mencatat dan mencoba menafsirkan di mana area masalahnya. Model ini bisa berhasil, terutama saat pasien merasa nyaman untuk berbicara dengan bebas dan tentang masalah yang relevan dengan penyembuhan.

 

2.      Teori Humanistik

Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow dan Carl Roger yang mana di dalamnya terdapat dorongan untuk melakukan self actualization untuk bisa menjadi sesuatu yang memang diinginkan dan dapat diraih. Manusia menjadi aktor di dalam drama kehidupan, bukan sebagai reactor. Keyakinan yang utama adalah perilaku abnormal merupakan hasil perkembangan mengenai konsep self yang terganggu

Rogers Memandang bahwa semua manusia pada dasarnya baik, mempunyai potensi untuk menjadi sehat dan kreatif. Gangguan mental dapat berkembang akibat tekanan sosial. Roger Menerapkan pentingnya pemberian cinta dan penerimaan dari orang tua atau orang terdekat lainnya terhadap perkembangan kepribadian.

Rogers menciptakan teori yang terpusat pada individu (person-centered theory). Prinsip-prinsipnya diantaranya adalah sebuah metode ataupun cara Untuk memahami seseorang, kita harus melihat dari cara mereka mengalami peristiwa tersebut daripada terhadap peristiwanya itu sendiri. Rogers juga berpendapat bahwa Setiap individu itu unik, perbedaan persepsi dan perasaan pada tiap individu menentukan perilaku mereka.

Motif utama yang selalu menggerakkan individu untuk maju adalah self actualization, merupakan perwujudan dari seluruh potensi yang dimiliki individu. Mereka mempunyai tujuan yang sudah ditentukan. Adanya pengaruh dari luar dirinya (orang tua, teman sebaya, sosial atau tekanan lingkungan) mengakibatkan individu kehilangan arah yang sudah ditentukan.

 

3.      Behavioristik

Dalam teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Pada dasarnya perilaku tersebut dipelajari dari lingkungan. Perilaku, dalam pandangan ini sangatlah ditentukan oleh pengaruh lingkungannya. John B Watson  menekankan betapa dibutuhkannya suatu  observasi dan eksperimen yang sitematis untuk mempelajari perilaku. Manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya.

Segenap perilaku manusia itu dipelajari, termasuk juga perilaku abnormalnya yang dipelajari dengan cara yang sama pada individu lain. Pendekatan ini lebih tertarik pada perilaku-perilaku yang dapat diamati daripada kondisi-kondisi abstrak atau bawah sadar yang merupakan tema pokok psikoanalisa.

 teori belajar behavioristik mengasumsikan bahwa semua perilaku maladaptif pada dasarnya diperoleh melalui lingkungan seseorang. Oleh karena itu, psikiater yang mempraktikkan keyakinan model ini akan memprioritaskan perubahan perilaku daripada mengidentifikasi penyebab perilaku disfungsional. Solusi utama untuk penyakit psikologis dengan model ini adalah terapi keengganan, dimana stimulus yang memprovokasi perilaku disfungsional digabungkan dengan stimulus kedua, dengan tujuan menghasilkan reaksi baru terhadap stimulus pertama berdasarkan pengalaman yang kedua. Juga, desensitisasi sistematis dapat digunakan, terutama jika fobia terlibat dengan menggunakan fobia yang saat ini menyebabkan perilaku disfungsional dan menggabungkannya dengan fobia yang menghasilkan reaksi yang lebih intens. Ini dimaksudkan untuk membuat fobia pertama tampak kurang menakutkan, dll. Seperti yang telah dibandingkan dengan fobia kedua. Model ini tampaknya cukup berhasil, dalam hal fobia dan gangguan kompulsif , tetapi tidak berfokus pada penyebab penyakit atau masalahnya, sehingga berisiko terulangnya masalah.


Contoh yang saya simpulkan dari apa yang diteorikan Bandura, Individu mengamati model untuk kemudian menirukan perilaku tersebut. Misalnya anak kecil akan menunjukkan perilaku jongkok saat berjumpa dengan anjing, karena dia mengamati orang tuanya berperilaku tersebut saat berjumpa dengan anjing.

 

4.      Kognitif

        Model kognitif dari kelainan berfokus pada distorsi kognitif atau disfungsi dalam proses berpikir dan defisiensi kognitif, terutama ketiadaan pemikiran dan perencanaan yang memadai.Model ini berpendapat bahwa variabel-variabel ini adalah penyebab dari banyak gangguan psikologis dan para psikolog yang mengikuti pandangan ini menjelaskan kelainan dalam hal pemikiran irasional dan negatif dengan posisi utama bahwa pemikiran menentukan semua perilaku.

Pandangan kognitif menjelaskan jika perilaku abnormal didasarkan Pada pikiran-pikiran yang kelirut serta proses pemikiran yang kalut. Biasanya masalah-masalah yang berkaitan tentang pikiran yang dianggap sebagai simtom yang berasal dari gangguan psikologis, namun lebih ke dalam pandangan kognitif, pikiran-pikiran tersebut dianggap sebagai penyebab dari gangguan-gangguan tersebut.


Terdapat kontribusi dari beberapa teoritikus seperti Julian B Rotter, Walter Mischel, dan Albert Bandura yang memberikan penekanan dari peran-peran yang berasal dari proses berpikir atau kognisi yang didapatkan dari pengamatan atau modelling dari perilaku-perilaku yang ditampilkan manusia. Manusia memberikan pengaruh yang cukup kuat pada lingkungan seperti lingkungan memberikan pengaruh kepada manusia. Terlalu sedikit adanya penekanan dalam kontribusi genetik menyebabkan perilaku yang gagal.

Model kognitif di dalam pola perilaku abnormal yang paling menonjol adalah mengenai pendekatan pemrosesan informasi serta model-model yang telah dikemabangkan oleh Aaron Beck dan Albert Ellis. Distress emosional yang disebabkan karena adanya keyakinan yang dimiliki seseorang mengenai pengalaman hidupnya bukan mengenai pengalaman yang dialami mereka sendiri.

 

Sumber :

 dosenpsikologi.com

Jurnal Psikologi Universitas Udayana

Kompasiana.com

English journal

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demensia

Pembelajaran Jarak Jauh ( Dalam Jaringan/ Online ) Bagi Anak Autis.

Review film "silenced" ( kekerasan seksual anak tuna rungu )